Megahnya mesjid raya Al-Osmani Labuhan Deli |
Mesjid Raya Al-Osmani , mesjid tertua di Kota Medan - Bangunan yang megah, Kubah hitam yang khas, dindingnya terukir kuning dengan gaya arsitek campuran asia dan eopa , pilar-pilarnya yang tersusun kokoh berdiri ditepi jalan besar menuju pelabuhan Belawan, namun siapa sangka kalau mesjid ini sudah berumur 160 Tahun dan menjadi masjid tertua dikota Medan.
Sejarah :
Bangunan yang Megah denga corak kuning dan hijau |
Mesjid ini bernama mesjid raya Al-Osmani , dibangun pada tahun 1857 oleh sultan Deli ke-7 Sultan Osman Perkasa Alam. Medan labuhan yang saat itu menjadi pusat pemerintahan kerajaan Deli. Pada abad ke 17 Tuanku Panglima Pasutan (Sultan Deli ke-IV) membangun istana kerajaan di depan lokasi mesjid Al-Osmani saat ini . Ini terjadi setelah pemindahan pusat Kesultanan dari padang datar (medan) ke Labuhan Deli . Hingga tahun 1854, Sultan Osman Perkasa Alam mulai membangun mesjid megah di depan istana yang diberi nama dengan Mesjid Al-Osmani. Awalnya mesjid ini dibangun seluas 16x16 meter dan terbuat dari kayu pilihan.
Bagian Samping Masjid |
Pada tahun 1870 hingga 1872 Sultan Deli ke-8 , Sultan Mahmud Perkasa Alam merenovasi mesjid menjadi lebih permanen.Pemugaran mesjid dilakukan sultan hingga berukuran 26 x 26 Meter. Mesjid ini masih terus digunakan oleh sultan sampai Pemerintahan Sultan Deli ke-9 , Sultan Ma'mum Ar-Rasyid PerkasaAlam ( 1873 -1924) memindahkan pusat pemerintahan kerajaan kembali ke Tanah Datar Medan dan kemudian membangun Istana Maimun dan Mesjid Raya Al-Mashun Medan. Ini tidak terlepas dari Belanda yang menguasai Medan Labuhan , Maryland (sekarang marelan) dan beberapa daerah lain yang manjadi konsensi Tembakau antara Sultan dan Pihak Belanda.
Pintu Masjid Raya Al-Osmani |
Sejak tahun 1872 pasca renovasi oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam , Mesjid ini telah mengalami beberapa pemugaran antara lain tahun 1927 oleh Deli Maschappij (Perusahaan Tembakau Belanda) kemudian tahun 1964 oleh T Burhanuddin, Direktur Utama PT Tembakau Deli II. Dan rehabilitasi bangunan berikutnya dilakukan Walikota Medan HM Saleh Arifin pada tahun 1977. Terakhir, pemugaran dilakukan Walikota Medan Bachtiar Djafar pada tahun 1992. Luas Ruang mesjid berubah menjadi 30 x 40 Meter.
Lokasi :
Tidak sulit untuk menemukan Mesjid ini, karena terletak persis dipinggir jalan besar Yos Sudarso km. 17 Kel. Pekan Labuhan, Medan Labuhan atau Hanya berjarak 19 Km. dari pusat kota Medan.dan 5 Km. dari pelabuhan Belawan. Sebagian orang menyebut mesjid ini dengan Mesjid Labuhan dan sebagian lagi menyebutnya dengan Mesjid Kuning.
Arsitektur dan Lingkungan:
Mesjid Al-Osmani bercorak khas warna kuning , warna kebanggaan kesultanan melayu Deli , warna ini digunakan masyarakat melayu sebagai simbol kemegahan juga kemuliaan , ditambah warnah hijau yang diartikan dengan simbol keislaman. Sebelum masuk kita akan menemukan gapura yang diganjal oleh 2 tiang. tahun 1870 Pembangunan mesjid ini mendatangkan arsitek ternama asal Jerman, GD Langereis. Sehinga corak mesjid ini menggambarkan gaya bangunan khas Spanyol, Timur tengah, China dan India .
Ini terlihat pada beberapa ciri khas bangunan yang unik, seperti ukiran bangunan yang bernuansa India, Ornamen-ornamen bergaya timur tengah, pintunya mirip dengan arsitektural khas china, kubahnya yang bercorak persegi delapan khas India , kubah ini juga terbuat dari kuningan dan memiliki berat hingga 2,5 Ton.
Suasana di Mesjid Al-Osmani |
Mesjid ini memiliki 4 pilar penyangga utama dan pilar-pilah pembantu dibagian belakang mesjid. Ruangan mesjid mampu menampung 500 jama'ah. Ada 3 pintu masuk utama, berhias kaca warna , dibagian depan terdapat jam dinding yang antik juga mimbar yang khas.
Makam-makam sultan deli di perkarangan mesjid |
Di perkarangan masjid terdapat makam -makam sultan deli. Terdapat 5 makam sultan yang ada disini antara lain : Tuanku Panglima Pasutan (Raja Deli IV), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli V), Sulthan Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli VI), Sultan Osman Perkasa Alam, dan Sulthan Mahmud Perkasa Alam. Selain beribadah kita juga sempat berziarah kemakam sultan.
Mesjid Al-Osmani Saat ini
Saya berfoto di depan Masjid Al-Osmani, Mesjd tertua di kota Medan |
Karena memiliki nilai sejarah , wisata dan budaya , mesjid raya al-osmani menjadi salah satu cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah kota Medan , ini berdasarkan UU. Cagar budaya No.11 tahun 2010 dan Perda Kota Medan No. 2 tahun 2012. Tidak ada salahnya kita mengunjungi mesjid ini sebagai bagian dari kepedulian kita terhadap sejarah. Banyak orang-orang yang berkunjung kemari untuk sekedar sholat ataupun menggali informasi sejarah dari Mesjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !